Entrepreneurship atau wirausaha
sering dihubungkan dengan pendirian atau kepemilikan seseorang atas
sebuah perusahaan atau bisnis dalam berbagai bentuknya. Seseorang belum
bisa disebut sebagai entrepreneur sejati jika ia belum terjun sebagai
seorang pebisnis dalam bidang apapun.
Kemudian muncul pertanyaan apakah memang
benar harus demikian atau bisakah kita menerapkan konsep
entrepreneurship meski belum atau tidak bekerja sebagai seorang pemilik
bisnis, CEO atau pendiri usaha?
Sebuah pandangan menarik diutarakan oleh Marshall Goldsmith, penulis buku laris “What Got You Here Won’t Get You There” dalam The Wall Street Journal.
Dalam tulisannya yang berjudul “Demonstrating the Entrepreneurial
Spirit ”, Goldsmith berpendapat bahwa menunjukkan semangat dan jiwa
entrepreneurship dalam diri kita bukan berarti harus selalu dalam arti
keluar dari status pegawai, mendirikan bisnis sendiri. “It doesn’t have
to mean going out and starting your own business,” ia berargumen dalam
kalimat pertama tulisannya di laman Businessweek.com (26/8/2008).
Goldsmith menawarkan sudut pandang lain
bagi mereka yang ingin menjadi seseorang dengan jiwa entrepreneurship
tanpa harus mendirikan dan mengelola bisnis sendiri. “Think of it in
terms of owning your career path and professional development,” ujarnya.
Ia mengajak kita berpikir untuk bagaimana menerapkan konsep
entrepreneurship tanpa meninggalkan apapun yang kita sedang tekuni
sekarang dan sudah cintai dari dulu, termasuk jika kita adalah seorang
pekerja profesional, yang dalam kata lain adalah seorang berstatus
pegawai atau bekerja untuk orang lain. Namun, bukankah entrepreneur juga
bekerja untuk melayani konsumen, masyarakat, yang juga artinya adalah
orang lain? Mungkin itu kesamaan yang bisa ditarik dari kedua kutub yang
selama ini dianggap bertolak belakang: entrepreneur vs. pegawai .
Patut disadari bahwa mendirikan dan
menjalankan bisnis bukanlah suatu hal yang mudah dan bisa dilakukan oleh
sembarang orang. Akan tetapi, Goldsmith berpendapat bahwa kita semua
tanpa kecuali bisa menjadi orang berjiwa entrepreneur dengan
meleburkannya dalam cara kita menjalani karir yang kita miliki, apapun
itu jenisnya.
Ia memberikan 8 kiat bagi mereka yang ingin berjiwa entrepreneur dengan pekerjaan yang dilakukan sekarang.
Cintai apa yang Anda lakukan
Kerja keras selama bertahun-tahun (yang
umumnya menjadi prasyarat sukses) tak tampak sukar jika Anda melakukan
apa yang Anda sukai. Goldsmith dan temannya Dr. Paul Hersey, saat
menerima gelar doktornya, membagikan satu rahasia suksesnya bagi mereka
yang hadir. Ia menunjuk pada generasi muda yang hadir saat itu dan
berkata,” Saat mengenang kembali perjalan karir saya, saya tak pernah
merasa sekalipun bekerja dalam hidup saya. Jika Anda sangat menyukai apa
yang Anda kerjakan, semua itu terasa seperti bersenang-senang!”
Menemukan apa yang kita sukai untuk lakukan mungkin membutuhkan upaya
tersendiri, tetapi pasti akan amat bermanfaat untuk seterusnya.
Miliki keingintahuan
Salah satu entrepreneur hebat yang
menjadi pendiri GMR Infrastructure, G. M. Rao, mengatakan saat ia
ditanya oleh koleganya tentang apa yang ia lakukan agar sukses, ia
menjawab perlunya memelihara rasa ingin tahu dalam diri. Seseorang yang
mengenalnya menjelaskan bahwa Rao adalah orang yang suka mengamati dalam
melakukan apapun. Ia membuat catatan mengenai segala hal yang memiliki
potensi, yang justru sbeagian besar orang tidak pedulikan. Ia tak hanya
mengamati tetapi juga bertindak! Ia segera memberikan tindak lanjut
dengan pesan-pesan kepada stafnya. Meskipun banyak hasil pengamatannya
yang tidak berhasil menjadi peluang bisnis, sebagian berhasil menjadi
peluang bisnis yang menguntungkan. Inilah salah satu cara yang ia
gunakan agar sukses.”
Temukan ceruk pasar Anda
Dengan cara yang sama yang dilakukan
oleh entrepreneur dalam menghasilkan solusi inovatif untuk celah pasar
yang belum terlayani dengan maksimal, Anda juga bisa bekerja
mengembangkan kompetensi khusus yang membedakan diri Anda dari orang
lain. Jadilah kreatif dalam segala pekerjaan yang dilakukan. Teukan
kebutuhan pasar yang orang lain belum lirik. Orang lain bebas melakukan
apa saja. Entrepreneur hebat menghasilkan produk dan layanan yang lebih
baik atau berbeda dari apa yang dihasilkan orang lain. Anda juga bisa
melakukannya pada pekerjaan Anda yang sekarang: Hal apa yang seharusnya
dilakukan tetapi belum dilaksanakan?
Menjadi pakar dunia
Agak terdengar mengintimidasi memang,
mencapai kepakaran kelas dunia yang sebenarnya mungkin tidak
semenakutkan daripada pikiran Anda. Jika Anda memilih bidang
spesialisasi yang sempit, fokus pada bidang itu dan pelajarilah sebanyak
mungkin tentangnya. Anda akan mulai memiliki pengetahuan yang memadai
dalam beberapa tahun saja. Sementara Anda tak pernah menjadi seorang
pakar tingkat dunia dalam hal apapun, Anda masih berpeluang untuk
menjadi pakar dunia dalam setidaknya satu hal saja.
Belajar dari yang terbaik
Sembari kita merenungkan pilihan-pilihan
dalam karir, tanyakan pada diri sendiri: “Dalam 10 tahun mendatang saya
ingin menjadi siapa?” atau “Pakar dunia mana yang relevan dengan bidang
kepakaran yang saya minati?” Cobalah untuk belajar dari kehidupan
orang-orang ini. Mungkin Anda terkejut. Sebagian dari pakar tersebut
mungkin akan tergerak hatinya untuk menolong Anda.
Belajar mandiri
Meskipun ada mentor atau panutan yang
bersedia membantu kita untuk belajar, hormatilah batas-batas mereka
sebagai individu. Mereka memiliki kesibukan sendiri, dan waktu serta
tenaga mereka tak sepenuhnya untuk membimbing Anda. Waktu mereka sangat
berharga. Misalnya, jika mereka (para mentor) sudah menulis buku dalam
sebuah topik, bacalah buku-buku itu sebelum Anda menanyakan sesuatu.
Jika mereka adalah seorang eksekutif dalam perusahaan tempat Anda
bekerja, pelajari sejaray mereka, baca biografi mereka dan pelajari dari
rekan kerja mereka sebelum Anda meminta pada yang bersangkutan untuk
berinvestasi waktu yang sudah amat terbatas untuk membantu dan
membimbing Anda.
Bangun merek Anda sendiri
Peter Drucker pernah mengatakan bahwa
perusahaan seharusnya mampu mencetak kalimat visi mereka dalam sebuah
kaos t-shirt. Hal yang juga berlaku pada individu. Misalnya, misi
seseorang adalah menjadi yang terdepan di dunia dalam membantu pemimpin
sukses meraih perubahan positif yang tak lekang waktu. Konsumen Anda
(atau atasan Anda) akan menghormati Anda dengan lebih baik jika Anda
tidak berpura-pura mengetahui semua hal tetapi lebih fikus pada
bagaimana membangun merek yang unik.
Jangan enggan berkorban
Mungkin saja Anda hanya beruntung dan
menjadi sukses tanpa harus bekerja keras. Namun jangan sampai Anda
menyandarkan diri pada keberuntungan itu. Entrepreneur sukses dan orang
sukse lainnya bekerja keras sepanjang hidup mereka, hanya saja kita tak
banyak mengetahuinya dan lebih banyak mengetahui sisi kehidupan mereka
yang menyenangkan saja.
Keberuntungan yang mereka alami itu
sering dipengaruhi oleh upaya yang sudah dirintis selama bertahun-tahun
yang sudah disiapkan untuk bisa menjemput peluang emas yang menunggu.
sumber : eciputra
No comments:
Post a Comment